Notulen Rakor Dekindo

NOTULEN RAPAT KOORDINASI DEKINDO DENGAN INSTANSI TERKAIT

Tanggal 9 – 11 November 2009

DEWAN KELAPA INDONESIA (INDONESIAN COCONUT BOARD)
Address : Kanpus Deptan Jl. Harsono RM No. 3, C-Building, Room 508 Ragunan Jakarta 12770, Phone : +62217804116 Ext. 4516, Fax: 782 7903. Website: http.www://dekindo.com; Email : dekindo@gmail.com ; humas@dekindo.com

Sumber: http://docs.google.com/ditjenbun.deptan.go.id/

Rapat Koordinasi Dewan Kelapa Indonesia (DEKINDO) dengan Instansi terkait dalam rangka Penyusunan Program Kerja Dewan Kelapa Indonesia Tahun 2010
diselenggarakan hari Senin s/d Rabu tanggal 09 – 11 November 2009 di Hotel RIRIN Jl. Ciburial Indah I dan II – Baranangsiang Kotamadya Bogor dihadiri oleh pengurus Dewan Kelapa Indonesia dan instansi terkait seperti Departemen Perindustrian, Departemen Pertanian (Direktorat Jenderal Perkebunan dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil), Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, Asian Pasific Coconu t Comodity (APCC)(Daftar hadir terlampir)

Rapat diawali dengan laporan ketua panitia (Ir. Mazman Mazni) dan Sambutan Ketua Umum Dewan Kelapa Indonesia Prof. Dr. Irawadi Jamaran dan dibuka oleh Direktur Jenderal Perkebunan selaku Dewan Pembina Dewan Kelapa Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh Direktur Budidaya Tanaman Tahunan Bapak Ir. Mukti Sardjono, MSc) Rapat membahas agenda acara sebagai berikut:

  1. Rapat Koordinasi dengan instansi terkait
  2. Evaluasi kegiatan Dewan Kelapa Indonesia Tahun 2009
  3. Rencana Kerja Dewan Kelapa Indonesia Tahun 2010
  4. Lain-lain (Persiapan Workshop di Sumatera Barat, Rapat Regional Pembangunan Perkelapaan Wilayah Indonesia Timur dan Pertemuan Perkelapaan di Riau)

Hasil dan Kesimpulan Rapat

  1. Rapat koordinasi Dewan Kelapa Indonesia dengan instansi terkait sangat diperlukan dalam rangka mensinkronisasikan dan mengharmonisasikan kegiatan dimasing-masing instansi terkait dalam pembangunan perkelapaan guna memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh petani kelapa. Areal tanaman kelapa yang saat ini tercatat 3,8 juta ha
  2. Dengan produksi setara 3,2 juta ton setara kopra, dimana lebih dari 98 % diusahakan oleh perkebunan rakyat yang tersebar hamper diseluruh wilayah Indonesia dengan daerah penghasil utama Riau (627.978 ha) Sulawesi Utara (268.737 ha), Jawa Tengah (234.453 ha), Jawa Timur (288.841 ha) dan Jawa Barat (190.452 ha)
  3. Permasalahan yang dihadapi petani kelapa adalah produktivitas tanaman kelapa masih rendah yaitu sekitar 1,2 ton/ha atau sekitar 50% dari potensi produksinya, sebanyak 98% merupakan perkebunan rakyat dan diusahakan secara monokultur,masih terdapat serangan hama dan penyakit di daerah tertentu, jenis produk yang dihasilkan sebagian besar masih berupa produk primer. Produk turunan kelapa yang dihasilkan dan kegiatan  R& D masih terbatas dibanding potensi sesungguhnya.Penanganan agribisnis perkelapaan masih tersegmentasi sektoral sehingga belum efisien,penggunaan kapasitas  industri pengolahan masih rendah sekitar 40%, masih terbatasnya infrastruktur (prasarana dan sarana transportasi, telekomunikasi dan energi)
  4. Peluang pengembangan usaha perkelapaan masih cukup besar seperti adanya pangsa pasar dunia yang relatif mapan untuk produk kelapa;Potensi untuk pengembangan produk cukup luas dan terbuka pada berbagai bidang kehidupan, sehingga akan memperluas segmen pasar;Lahan diantara pertanaman kelapa berpotensi untuk diversifikasi usaha, sehingga dapat meningkatkan produktivitas usahatani; Tersedianya teknologi tepat guna, dari hulu dan hilir, yang dapat mendukung diversifikasi produk dan membuka peluang bagi petani untuk mendapatkan nilai tambah;Adanya dukungan industri rumah tangga, kecil dan menengah yang membutuhkan bahan baku kelapa termasuk bahan ikutannya; Pasar produk kelapa masih sangat terbuka baik di dalam maupun di luar negeri, serta relatif tidak ada trade barier.
  5. Untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah kelapa sejak 2007 melalui APBN Departemen Pertanian telah dilaksanakan pengembangan kelapa terpadu meliputi peremajaan kelapa dengan benih unggul yang disinergiskan dengan diversifikasi tanaman palawija; pembangunan unit pengolahan kelapa terpadu untuk mengolah produk kelapa menjadi minyak kelapa, sari kelapa, VCO, sabut dan tempurung kelapa dan pelatihan keterampilan petani. Sampai dengan tahun 2009 peremajaan kelapa telah mencakup 27 provinsi dan 64 kabupaten dengan luas 25.391 ha dan untuk tahun anggaran 2010 direncanakan peremajaan di 27 Provinsi dan 84 kabupaten.
  6. Dalam sambutan Direktur Jenderal Perkebunan yang disampaikan oleh Direktur Tanaman Tahunan disebutkan bahwa pengembangan pembangunan perkelapan diarahkan pada pembangunan usaha berbasisi rumahtangga.
  7. Kebijakan pengembangan industry hilir dilakukan dengan upaya peningkatan nilai tambah , pemberian bantuan unit pengolahan dan pengembangan pasar
  8. Kebijakan dukungan pembiayaan dilakukan melalaui upaya: – penyediaan pembiayaan APBN, Penggalangan partisipasi dana masyarakta, dan Lemabaga perbankan
  9. Pada tahun 2009 Ditjenbun, melalui koordinasi dan kerjasma dengan departemen energy dan sumberdaya mineral dilakukan kegiatan pembangunan kelapa melalui program stimulus, khususnya untuk pembuatan arang tempurung dan asap cair disamping melanjutkan program peremajaan. Kegiatan peremajaan ini hendaknya bisa disinergikan dengan kegiatan Dekindo
  10. Harapan bagi dewan kelapa Indonesia dalam rapat koordinasi ini dapat menghasilkan penyusunan roadmap pengembangan kelapa secara terpadu, Dirjenbun sedang menyusun roadmap sampai dengan tahun 2014. SElain itu Dewan Kelapa diharapkan dapat berperan dalam advokasi baiak dlam hal penyediaan teknologi, pemasaran dan pendanaan. MElalui dekindo diharapkan peran perusahaan swasta nasional dan BUMN dapat memanfaatkan program CSR dalama mendukung kegiatan pemabangunan perkelapaan.
    Koordinasi dengan Instansi Terkait
  11. Selanjuynta dalam kegiatan koordinasi dengan instansi terkait diperoleh beberpa point penting dalam pembangunan perkelapaan dan harapan peran dekindo ke depan sebagai mana yang disampaikan butir berikut ini.
  12. Kementerian daerah tertinggal, melalui diputi III bidang pembinaan ekonomi dan dunia usaha, menjelaskan bahwa peran kementerian berdasr kepres tahun 2005 berperansebagai perumusan kebijakan di daerah tertinggal dan mengkoordinasikan kegiatan  pembangunan di daerah tertinggal dengan instansi terkait lainnya. Selanjutnya melalui Perpres 90 tahun 2006, selain koordinsi kebijakan juga diperkenankan melakukan pembangunan infrastruktur, pengembangan ekonomi, dll, namun sifatnya hanya stimulant, untuk ditindak lanjuti oleh instasni terkait. Program yang dijalankan saat ini terkait meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan antar daerah.
  13. Pembinaan ekonomi local berbasisi komoditi local, aktivitasnya dilaksanakan oleh masyarakat. Mendorong pembangunan ekonomi didaerah tertinggal. Meningkatkan usaha produktif di daerah, memfasilitasi pembangunan kawasan produksi dengan berkoordinasi dengan departeman dan instansi terkait.
  14. Dalam kegiatan pembangunan didaerah tertinggal setiap tahun disiapkan pembiayan mencapai 1 M untuk kegiatan di setiap kabupaten daerah tertinggal. Dalam pengembagan komoditas unggulan didaerah tertinggal, komoditas kelapa baru satu kabupaten yang mkembangkan kelapa yaitu di Kab Bondowoso. Hal ini perlu menjadi perhatian Dekindo untuk lebih meningkatkan lagi minat pemerintah daerah dalam pengembangan komoditas kelapa.
  15. Terkait dengan penaggulangan gempa di Sumatera Barat saat ini PPDT melakukan upaya-upaya di Padang Pariaman, identifikasi apa yang harus dilakukan, sedang dilakukan. Kegiatan ini pendanaannya dikoordinasikan dengan sektor terkait. Eks pisang, bibit dari horti, pengolahan, pasar dari dana alokasi khusu departemen perdagangan.
  16. Pada sisi lain terkait dengan pembangunan perkelapaan perlu didukung oleh adanya penyebaran informasi baik berupa informasi teknologi budidaya, processing, pasar, penyediaan saran produksi dan saran penunjang lainnya
  17. Peserta rapat koordinasi memandang pentingnya penyebaran informasi dalam rangka komonukiasi semua stakeholders kelapa dan penyebaran informasi teknologi, pembuatan situs web dekindo supaya diperkuat. Perlu dilakukan penyempurnaan dan diperbaiki serta informasi yang disajikan dapat diupdate selam periode tertentu. Isi dari situs seharusnya selalu up todate dan kualitas isinya selalu uptodate. Misal 1 bulan sekali diupdate. Informasi kegiatan Dekindo bias dimasukkan ke Web. Dalam hal penyediaan dan mengupdete conten web dekindo , Bp Muhartoyo selaku penangggung jawab News letter di APCC bersedia membantu dalam menupdate web tersebut.
  18. Selama ini dalam konteks hubungan dengan Negara-negara penghasli kelapa lainnya Info tentang kelapa dari Indonesia sangat kurang dibanding negara lain. Sebenarnya banyak aahal yang bias disampikan terkait dengan perkembangan kelapa di Indonesia.
  19. Informasi yang disajikan baik dalam bentuk web, news letter dan media informasi  lainnya selain berupa berita, juga informasi teknologi sederhana yang sangat dibutuhkan oleh berbagai kalangan masyarakat, khusunya di daerah tertinggal, Hai lini bisa disinergikan dengan depkominfo agar informasi yang berharga dapat sampai dengan cepat dan biaya yang murah.
  20. Informasi pasar juga merupak satu hal penting, karena dari daerah satu dan lainnya beda-beda. Kerjasma dengan daerah penghasil kelapa perlu dijalin sehingga informasi yang diperoleh lebih nyata dan terwakili dari berbagai daerah penghasil kelapa
  21. Data-data yang besifta statistic sangat penting, misal berapa luasan peremajaan kelapa,, dll Intinya Merevitalisasi website Dekindo agar lebih berdaya guna untuk kepentingan pemangku kelapa. APCC bersedia membantu menyediakan data2 kegitan kelapa di Negara lain.
  22. APCC sebagai lembaga internasional dibidang perkelapaan sangat berkomitmen untuk membatu kegiatan dekindo , terutama komitmen APCC setelah ketemu pengurus Dekindo beberapa waktu yang lalu di Sektretariat APCC
  23. Pada tahun 2010, terdapat beberapa kegiatan dan ivent perkelapaan internasional yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku perkelapaan di Indonesia. Dalam hal ini APCC akan mengadakan trade show international di Van Cover, Kanada pada bulan September. Fokusnya kegiatan tersebut setiap tahun berbeda-beda, dan pada tahun 2010 fokusnya pada media tumbuh untuk hortikultur semisal cocopeat dan cocohusk chip . Cocopeat dan cocohusk chip (sabut dipotong dadu) sangat banyak diminta terutama pasar Amerika Utara. Tahun 2009 indonesia berhasil memasarkan cocopeat dan cocohusk chip sekitar 6000 ton.
  24. Ada hal penting yang perlu diperhatikan , khusunya terkait dengan mutu cocopeat.  Selama ini pasar internasional banyak minat dengan mutu dan spek cocopeat dari srilangka. Contoh produk srilangka ada di APCC. Kita bisa dan perlu lakukan hal yg sama, bahkan lebih baik. Pasar atau pembeli cocopeat diantarnya adalah nurseries flower di Kanada, dll.
  25. Untuk cocopeat atau cocohusk chip, Frade dari Indonesia dan Cost Indonesia bisa lebih murah. Fiber di srilangka sudah mulai mahal, dan harusnya Indonesia bisa lebih unggul. Harga 3 dolar/5 kg blok cocopeat (harga thun lalu). KEsempatan ini bias dimanfaatkan. Terkait dengan trade show international di Van Cover , Boat sudah di bayar oleh APCC, pelaku perkelapaan atau anggota dekindo tinggal menyediakan biaya transportasi dan penginapan di vancover.
  26. Kegiatan international perkelpaan lainnya yaitu pada bulan Agustus 2010 ada Cocotech Meeting, yaitu pertemuan yang dilakukan setiap 2 tahunan . Pada pertemuan ini dibicarakan dan ditampilkan berbagai kemajuan dibidang tehnologi, riset, dan pertemuan pelaku usaha kelapa langsung . Pata Tahun 2010 Cocotech Meeting dilaksnakan di Thailand.
  27. APCC bekerjasama dengan Canada sedang mebikin portal baru. Coconut Bussines Perkelpaan di Menado. Dananya dari pemerintah Kanada.
  28. APCC memungkinkan creat training sesuai kebutuhan pemerintah indonesia. Selam ini sebenarnya manfaat yang diterima pemerintha belum optimal sebagai anggota APCC. Melalui Dekindo dapat mengiri surat kepada APCC dan mengemukakan kebutuh jenis tekhnologi, ataupun pelatihan yang dibutuhkan oleh pelaku usaha di INdonesia. Hal semacam Ini sudah beberapa kali dilakukan oleh Negara Asia Pasifik lainnya.  Indonesia belum pernah. Dekindo perlu menjustifikasi bahwa Indonesia membutuhkannya.
  29. Pada beberapa lembaga donor internasional untuk mendaptkan hibah bagi pembangunan perkelapaan, sering ditanya prioritas komoditi kelapa di Indonesia dibanding komoditas lainnya. Informasi yang mereka tanggkap bahwa kelapa belum termasuk sebagai komoditas unggulan.Hal ini perlu disounding di Web atau media informasi lainnya sehingga FAO dan lembaga Donor lain melihat bahwa komoditas kelpa Indonesia merupakan komoditas unggulan juga, dan sangat dibutuhkan masyarakat.
  30. Dalam rangka promosi kelapa: setiap tahun diadakan peringatan coconut day. Kalau bisa pada tahun 2010 tetap diadakan, APCC dalam hal ini akan ada sedikit sharing dana untuk ini. Yang sangat meneggelitik adalah player kelapa di indonewsia tidak sekompak di Philipina. Masing-masing komoditi punya asosiasi dan lobinya sangat kuat. Eks, pemain DC kelihatan saling bersaing tidak sehat. Dekindo perlu mengambil langkah inisiatif untuk membuat asosiasi sehingga ada preverensi sesama pelaku usaha agar tidak saling merugikan. Kelebihan kelapa Indonesia punya mutu dan teknologi yang bagus.
  31. Industri kelapa lainnya selain fiber , yang perkembangannya sanga bagu adalah  industry arang aktif,selama krisi ekonomi pertumbuhan penjualan industri ini sangat bagus.
  32. APCC juga memberi layanan kerjasama dibidang investasi (investment partnership). Sebagai contoh tahin ini ada investor yang mengaitkan cocofiber dengan isu carbon trade. Disuslkan buat pilot project fiber di Banten. Riau di Barat, Sulawesi Tengah di timur. Mereka punya ateknologi dan alat transportasi (kapal) sendiri, tempat berjauhan tidak masalah.
  33. Terkait dengan rencana Acara workshop di Padang, APCC akan berbartisipasi, dan mendatangkan buyernya. Saat workshop di Sumbar, APCC akan meling ke Pasar. Namun perlu antisipasi produk yg dikembangkan harus sesuai spek dengan buyer. APCC punya spek dan akan diforwad ke Dekindo, kalau bisa diposting ke Web.
  34. Pada sektor usaha pengolahan, Departemen Perindustrian melalui perpres 8 tahun 2008, telah menjadikan kelapa sebagai salah satu industri prioritas dan telah disusun rencana pengembangan jangka pendek, menengah dan panjang. Pengembangan jangke pendek-menengah, al: meberikan bantuan alat dan mesin pengolahan minyak kelapa, di Maluku. Pemrov Sulut menerbitkan SNI VCO,
  35. Pembangunan usaha industry kelapa dibangun berdasarkan pendekatan klaster.  Industri penunjang (pupuk, dll). Yang perlu adalah semua instansi perlu konsern, mulai dari bibit, infrastruktur,sampai pada pasar. Lebih diperkuat laigi koordinasi dan sinkronisasi, sinergitas yang lebih tinggi lagi.
  36. Disektor Peretanian, Kelapa termasuk dalam 13 komoditi prioritas. Kelapa sejak tahun 2007 telah diremajakan di 81 Kabupaten. Antusias pelaku usaha kecil sangat bersar. Kendala utamanya adalah pemasaran, tidak ada promosi, tidak ada sentuhan yg bias menjadikan mereka jadi besar, Setiap produk kelapa cocok kalau ada asosiasinya.
  37. Di Pusat perlu ada institusi yang besar, yang mampu menjembatani industry-industri di daerah untuk bias jadi kekuatan besar. Deptan kendala dalam pembagian mesin-mesin, tetapi idle capasiti bahkan mubajir, alasannya jaminan pasar tidak ada. Modal kecil, tidak mampu produksi lebih banyak jika produk tidak cepat terjual.
  38. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) pusat sudah menyusun dan menyerahkan roadmap pengembangan kelapa. Roadmap tersebut sudah dibahas pada acara rembuk nasional, yang saat ini sedang didalami oleh tim wapres.
  39. Dalam waktu dekat KADIN akan menyelenggarakan program feed the world, tgl 28 januari. Kegiatannya diantaranya adalah seminar nasional, pameran,serta mengundag dirjen FAO dan direktur untuk Asia Pasifik. Momen ini dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha perkelapan di Indonesia.
  40. Informasi, Marketing dan Aspek Investasi merupaka hal penting dalam pembangunan kelapa di Indonesia. Namun sayangnya Di Kadin dari 15 komoditi yang diunggulkan,belum termasuk kelapa di dalmnya. Oleh karena itu Dewan Kelapa Indonesia Perlu Ketemu Ketua Kadin (sekarang Menteri PErindustrian) dan menyampaikan pentingnya komoditas kelapa agar memasukkan kelapa sebagai salah satu unggulan.
  41. Kelapa bisa maju. Banyak peluang-peluang, dan Perlu jembatan-jembatan antar berbagai pihak Perlu ada perubahan paradigm. Bagaimana produk di hilir dibawa ke hulu (ada share profit distribution). Petani berada pada kondisi lemah, dan perlu dikembangkan suatu manajemen yg dapat meningkatkan posisi tawar petani.Mengolah untuk mendapatkan nilai tambah tertinggi.
  42. Perlu dibuat manajemen dan jembatan, unsur koordiansi belum dijalankan secara menyeluruh. Dekindo bisa mengambil peran manajemen ini, meluberkan sekat-sekat sektoral. Bibit, budidaya, processing.
    Kegiatan Yang sudah dilakukan DEKINDO Tahun 2009
  43. Bebrapa program Dekindo yang telah dilakukan selama tahun 2009 yaitu:
    a. Konsolidasi pengurus
    b. Penyusunan AD-ART
    c. Audiensi dengan Menteri Pertanian, Direktur Jenderal PPHP dan Dirjen Perkebunan
    d. Koordinasi nasional pembangunan perkelapaan di Jakarta tanggal 24 Juli 2009, telah menghasilkan suatu rumusan yang perlu ditindak lanjuti ol3eh instansi terkait.
    e. Pertemuan regional kelapa di Banten, (120 peserta mitra praja utama), pejabat pemerintah dan perbakan, kelompok usaha, asosiasi, dan jasa penunjang telah menghasilkan rumusan untuk memecahkan permasalahan secara regional
    f. Studi banding, pengelolaan kelapa terpadu di Ciamis dan melihat kondisi pengolahan kelapa, petani punya keinginan untuk peningkatan usaha dapat dikembangkan keberbagai daerah sentra produksi kelapa lainnya.
    g. Kunjungan ke UPTD terminal agribisnis di parigi
    h. Persiapan pertemuan aregional di Riau dan Palu
    i. Audiensi ke APCC, Dirjenbun, PPHP, BTC
    j. Pembahasan rncana workshop di Sumatera Barat, pengembangan agribisnis kelapa pasca gempa
    ProgramKerja Tahun 2010
  44. Kegiatan Bidang Budidaya dan Pengembangan Petani diutamakan dalam hal peningkatan produksi dan produktivitas`melalui peremajaan menggunakan bibit unggu yang disinergikan dengan divesifikasi tanamanpalawija, pembangunan unit pengolahan kelapa terpadu dan pelatihan keterampilan petani.
  45. Kegiatan bidang riset agroindustri diarahkan untuk melakukan pilot proyek pada lkasi tertentu dalam pemanfaatan batang kelapa yang sudah tidak produktif di lingkungan pedesaan; pengembangan pengolahan minyak kelapa skala rumah tangga atau skala yang meliputi kelurahan yang diikuti pengembangan hasil samping seperti arang tempurung, pembersihan sabut kelapa; Penyiapan pasar bagi produk yang dihasilkan oleh perajin; dan pengembangan metoda/peralatan pemanjat pohon kelapa.
  46. Kegiatan bidang investasi diarahkan pada promosi investasi industry agribisnis kelapa terpadu dan parsial melalui kegiatan seminar nasional dan lokakarya dengan topic (1) Industri Kelapa Terpadu, (2) Peluang investasi industry sabut & arang kelapa (3) Peluang Investai Industri Kelapa Terpadu (4) Peluang investasi Sabut Kelapa dan (5) Peluang Industri Agribisnis Kelapa.
  47. Kegiatan bidang pemasaran meliputi (1) Penggalangan kerjasama kemitraan kelompok tani dengan eksportir produk olahan kelapa dan mitra-mitra lain, (2) Meningkatkan kemampuan petani di bidang manajemen dan pemasaran hasil, (3) Pencarian pangsa pasar baru untuk olahan kelapa, (4) Meningkatkan kualitas produk olahan kelapa dan (5) Meningkatkan dan memanfaatkan keberadaan liaioson officer dan kontak person.
  48. Bidang Pengembangan Usaha kegiatan yang akan dilakukan (1) penataan data dan informasi mengenai kapasitas terpasang dan unit industry pengolahan produk dan by product kelapa, (2) Mengembangkan usahatani kelapa yang terintegrasi secara efisien dan efektif (3) Pengembangan industry minyak kelapa (coconut crude oil-cco) sebagai bahan minyak alternative (coco diesel), (4) Mengembangkan produk coconut crude oil menjadi refinery bleching deodorize sebagai minyak goring berkualitas, (5) Pengembangan pemanfaatan batang kelapa, sbut kelapa, coco dust, dan lain-lain, (6) Meningkatkan kemitraan dan menggerakkan para pengusaha dengan petani kelapa, (7) Pengembangan pasar dalam negeri dan industry hilir produk, (8) Peningkatan produksi olahan kelapa sebagai bahan baku utama, (9) Optimalisasi usaha tani kelapa dengan usaha lainnya, (10) Diversifikasi produk olahan kelapa.
  49. Bidang Lingkungan kegiatan yang akan dilakukan (1) Sosialisasi Pemanfaatan sabut kelapa, (2) Sosialisasi produksi dan nilai ekonomi arang tempurung kelapa, (3) Kajian upaya pengelolaan limbah pengolahan minyak kelapa masyarakat.
  50. Bidang Advokasi kegiatan unggulan (1) Advokasi kebijakan pengembangankelapa terpadu, (2) Pembekalan pengetahuan dan keterampilan pengolahan serta jaringan usaha dan derivatnya, (3) Pendampingan dalam rangka pelaksanaan monev dan pemecahan masalah di bidang perkelapaan Indonesia.
  51. Bidang kerjasama dan hubungan luar negeri kegiatan utama (1) Menjalin kemitraan Ekspor dengan China dan Belanda, (2) Menjalin kerjasama Teknologi Processing dan Enginering, (3) Kerjasama dengan Lembaga Internasional yang berhubungan dengan Produk Kelapa
  52. Bidang Litbang, data dan informasi kegiatan unggulan meliputi (1) Penyediaan data dan informasi berkaitan dg agobisnis kelapa, (2) Menyebarluaskan hasil-hasil Litbang dan informasi tentang perkelapaan, (3) Menyempurnakan data base kelapa.
  53. Bidang keuangan dan pendanaan kegiatan utama adalah (1) Menyusun rencana anggaran belanja operasional Dekindo, (2) Mencari dan menggali sumber dana untuk pembiayaan operasional Dekindo
  54. Bidang hubungan masyarakat kegiatan utama adalah (1) Penyelenggaraan Expo Produk Kelapa, (2) Mensosialisasikan Dekindo, (3) Melayani informasi kepada masyarakat yang membutuhkan.

Jakarta, 11 November 2009

Notulis,

Ir. Mazman Mazni

Leave a comment